MEMBANGUN BANGSA
MELALUI PERILAKU TAAT, KOMPETISI DALAM KEBAIKAN, DAN ETOS KERJA
A. Pentingnya
Taat kepada Aturan
Taat memiliki arti
tunduk (kepada Allah Swt., pemerintah, dsb.) tidak berlaku curang, dan atau
setia. Aturan adalah tindakan atau perbuatan yang harus dijalankan. Taat pada
aturan adalah sikap tunduk kepada tindakan atau perbuatan yang telah dibuat
baik oleh Allah Swt., nabi, pemimpin, atau yang lainnya
Asbābu al-Nuzūl atau
sebab turunnya ayat ini menurut Ibn Abbas adalah
berkenaan dengan Abdullah bin Huzaifah bin Qays as-Samhi ketika Rasulullah saw.
mengangkatnya menjadi pemimpin dalam sariyyah (perang yang
tidak diikuti oleh Rasulullah saw.). As-Sady berpendapat bahwa ayat ini turun
berkenaan dengan Amr bin Yasir dan Khalid bin Walid ketika keduanya diangkat
oleh Rasulullah saw. sebagai pemimpin dalam sariyah.
Q.S. an-Nisā/4:
59 memerintahkan kepada kita untuk menaati perintah Allah
Swt., perintah Rasulullah saw., dan ulil amri. Tentang
pengertian ulil amri, di bawah ini ada beberapa pendapat.
B. Kompetisi
dalam Kebaikan
Mengapa kita diperintahkan untuk berlomba-lomba dalam
kebaikan? Paling tidak ada beberapa alasan, antara lain sebagai berikut.
Pertama, bahwa
melakukan kebaikan tidak bisa ditunda-tunda, melainkan harus segera dikerjakan.
Kedua, bahwa
untuk berbuat baik hendaknya saling memotivasi dan saling tolong-menolang
Ketiga, bahwa
kesigapan melakukan kebaikan harus didukung dengan kesungguhan. Allah Swt.
C. Etos Kerja
Q.S. at-Taubah/9: 105
Menerapkan Perilaku Mulia
Perilaku mulia (ketaatan) yang
perlu dilestarikan adalah seperti berikut.
1. Selalu menaati
perintah Allah Swt. dan rasul-Nya, serta meninggalkan larangan-Nya, baik di
waktu lapang maupun di waktu sempit.
2. Merasa menyesal
dan takut apabila melakukan perilaku yang dilarang oleh Allah dan rasul-Nya.
3. Menaati dan
menjunjung tinggi aturan-aturan yang telah disepakati, baik di rumah, di
sekolah maupun di lingkungan masyarakat.
4. Menaati pemimpin
selagi perintahnya sesuai dengan tuntunan dan syariat agama.
5. Menolak dengan
cara yang baik apabila pemimpin mengajak kepada kemaksiatan.
Perilaku mulia (kompetisi
dalam kebaikan) yang perlu dilestarikan adalah seperti berikut.
1. Meyakini bahwa
hidup itu perjuangan dan di dalam perjuangan ada kompetisi.
2. Berkolaborasi
dalam melakukan kompetisi agar pekerjaan menjadi ringan, mudah, dan hasilnya
maksimal.
3. Dalam
berkolaborasi, semuanya diniatkan ibadah, semata-mata mengharap riḍa Allah
Swt.
4. Selalu melihat
sesatu dari sisi positif, tidak memperbesar masalah perbedaan, tetapi mencari
titik persamaan.
5. Ketika mendapatkan
keberhasilan, tidak tinggi hati; ketika mendapatkan kekalahan, ia selalu
sportif dan berserah diri kepada Allah Swt. (tawakkal).
Perilaku mulia (etos
kerja) yang perlu dilestarikan adalah seperti berikut.
1. Meyakini bahwa
dengan kerja keras, pasti ia akan mendapatkan sesuatu yang diinginkan (“man
jada wa jada” - Siapa yang giat, pasti dapat).
2. Melakukan sesuatu
dengan prinsip: “Mulai dari diri sendiri, mulai dari yang terkecil, dan mulai
dari sekarang.”
3. Pantang menyerah
dalam melakukan suatu pekerjaan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar